Buat Penyintas Covid19, Cukup Sekali Suntik?

Daftar Isi: [Lihat]

penyintas covid19

Bagi penyintas Covid19, sekali suntikan vaksin saja sudah cukup buat membangkitkan antibodi terhadap Covid19. Demikian kesimpulan penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.

Baca juga: CDC: Orang Yang Sudah Divaksin Bisa Berkumpul Tanpa Masker

Tentu saja ini kabar gembira mengingat masih sangat terbatasnya persediaan vaksin Covid19. Dengan sekali suntik pada penyintas Covid19 maka jatah suntikan kedua mereka bisa diberikan ke orang lain yang lebih membutuhkan. Sekali penyuntikan ini juga dapat menurunkan risiko efek samping yang kerap terjadi pada suntikan kedua yang diterima para penyintas.

Menurut peneliti, respon antibodi yang muncul setelah suntikan pertama pada para penyintas setara dan bahkan ada yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan suntikan kedua. Dari data tersebut para peneliti berani menyimpulkan, para penyintas Covid19 cukup diberikan sekali suntikan saja.

Karena penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat maka tentu saja vaksin yang dimaksud adalah vaksin produksi Pfizer-BioNTech dan Moderna, mengingat kedua vaksin tersebut telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat dari FDA. Sampai saat ini, vaksin Pfizer-BioNTech telah disuntikan pada jutaan orang di seluruh Amerika Serikat.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Mount Sinai ini melibatkan 109 orang penyintas Covid19 dan bukan penyintas. Setelah dilakukan penyuntikan pertama, para penyintas Covid19 membentuk antibodi 10 sampai 20 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang belum pernah terinfeksi Covid19. Kadar antibodi itu bahkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan para non penyintas pasca suntikan kedua.

Baca juga: Vaksin Covid19 Pfizer Tidak Cocok Buat Orang Gemuk?

Sayangnya Indonesia belum menggunakan kedua jenis vaksin tersebut sehingga tidak ikut menikmati hasil penelitian ini. Kita berharap untuk vaksin vaksin yang beredar di Indonesia ada penelitian yang serupa sehingga bisa memperluas cakupan vaksinasi ditengah keterbatasan jumlah vaksin. Semoga.