Punya Kebiasaan Makan Yang Buruk? Mungkin Ada Yang Salah Dengan Genetikmu

Daftar Isi: [Lihat]
Apakah kamu termasuk orang yang sangat menggemari makanan seperti french fries, burger berlemak, batangan cokelat dan chips kentang? Mungkin kamu telah menyadari bahwa makanan yang kamu gemari itu tidak sehat, tapi kamu tidak bisa lepas dari kebiasaan mengonsumsinya.

Bila kamu mengalami seperti yang saya sebutkan diatas, mungkin saat ini kamu bisa menyalahkan gen sebagai biang kerok kebiasaan makan yang buruk. Menurut tim peneliti dari Spanyol, ada beberapa varian gen yang bertanggung jawab terhadap kebiasaan makan seseorang terutama kegemaran terhadap makanan yang tinggi kandungan lemaknya, tinggi kandungan garam dan makanan manis.

Para peneliti sangat senang dengan temuan ini, bukan karena bisa dijadikan alasan bagi mereka yang memiliki kebiasaan makanan yang buruk, melainkan bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati kegemukan serta masalah masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan kebiasaan makan yang buruk.

Gen dan kebiasaan makan

Hubungan gen dengan kebiasaan makan sebenarnya sudah lama diketahui oleh para ahli, misalnya pada kasus kasus gangguan makan seperti bulimia, anoreksia dan lain lain. Seperti penelitian yang dilakukan lima belas tahun yang lalu di Universitas Pennsylvania. Saat itu mereka menemukan adanya hubungan antara gen dengan anoreksia. Lalu pada tahun 2016, peneliti di Mexico menemukan peranan gen HTR1B dalam proses terjadinya bulimia.

Dan untuk penelitian kali ini, tim peneliti menggunakan partisipan sebanyak 818 orang dewasa (414 pria dan 404 wanita). Data kebiasaan makan mereka dan informasi genetik diperoleh dari studi Genetics and Lipid Lowering Drugs and Diet Network.

Setelah dilakukan analisis, terdapat beberapa jenis gen spesifik yang berhubungan dengan pemilihan makanan. diantaranya:
  • Varian gen SLC6A2 berhubungan dengan kegemaran mengonsumsi makanan berlemak.
  • Varian gen CREB1 dan GABRA2 berhubungan dengan kegemaran makan makanan dengan kadar garam tinggi.
  • Varian reseptor gen oksitosin berhubungan dengan kegemaran mengonsumsi coklat. Gen ini juga berhubungan dengan peningkatan lingkar perut.

Salah seorang peneliti, Silvia Berciano dari Universitas Autonoma de Madrid menjelaskan, penelitian yang mereka lakukan adalah penelitian pertama yang menjelaskan bagaimana gen otak berpengaruh terhadap kebiasaan memilih makanan pada orang sehat. Ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam upaya mengelola, mengobatan atau bahkan mengeliminasi kebiasaan makanan buruk yang berimbas pada terjadinya berbagai masalah kesehatan.